Pengawasan dan Pengendalian Organisasi
Konsep Dasar Fungsi Pengawasan
Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk
menhindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang
akan dicapai. Melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan
kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan
secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas
yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana
kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauh mana penyimpangan yang terjadi
dalam pelaksanakan kerja tersebut.
Fungsi Pengawasan dalam Manajemen
1. Pengawasan Kuantitas
Pengawasan kuantitas kerap dilakukan pada sesuatu yang
dapat dihitung dan terukur, seperti bahan mentah, produk atau jasa yang
dihasilkan, dan dokumen dari berbagai sumber. Kegiatan ini dilakukan untuk
memperoleh, mengolah, dan mendistribusikan barang yang dimaksud dengan cara
tepat sesuai perencanaan.
Fungsi pengawasan ini akan memastikan semua hasil
produksi dan jasa selalu tersedia sesuai permintaan konsumen alias tidak habis.
Pengawasan kuantitas juga membantu manajer dalam mengidentifikasi mana hasil
produksi yang sudah sesuai rencana maupun tidak sesuai.
Pengawasan kuantitas erat kaitannya dengan inventaris,
yaitu inventaris bahan mentah, dalam proses, dan barang jadi. Dengan mengontrol
ketersediaan barang tersebut, organisasi dapat menjalani proses produksi
seefektif dan seefisien mungkin. Produk dihasilkan sesuai permintaan, tidak ada
bahan mentah terbuang percuma, dan stok barang jadi tidak berlebihan.
2. Pengawasan Kualitas
Sementara itu, pengawasan kualitas berfungsi sebagai
alat manajemen untuk memperbaiki dan mempertahankan kualitas, serta menekan
jumlah produk yang tidak layak jual. Fungsi pengawasan ini cenderung bersifat
korektif dan preventif supaya hasil produksi benar-benar memenuhi kebutuhan
konsumen.
Berbeda dengan kuantitas yang terukur secara rinci,
pengawasan kualitas cenderung relatif dan subyektif. Dalam perspektif quality
control, kualitas perlu dimaknai sebagai upaya mempertahankan kualitas
memuaskan sesuai tujuan yang hendak dicapai. Jadi, bukan bagaimana memastikan
produk atau jasa memiliki kualitas setinggi mungkin.
Dengan sudut pandang tersebut, pengawasan kualitas
akan mengecek apakah produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan harga yang
ditetapkan, serta bagaimana produk atau jasa dapat memberikan hasil yang
kredibel dan memuaskan.
Tujuan dan Manfaat Pengawasan
a. Tujuan Pengawasan adalah untuk menghindari
kemungkinan adanya terjadinya penyelewengan atau penyimpangan, baik yang
bersifat anggaran (budgeting) ataupun proses (prosedur) dan
kewenangan (authority).
Adapun tujuan pengawasan secara khusus yaitu:
1. Menjamin ketetapan pelaksanaan tugas sesuai dengan
rencana tersebut, kebijaksanaan dan perintah.
2. Melaksanakan koordinasi kegiatan.
3. Mencegah pemborosan dan penyelewengan.
4. Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas
barang dan jasa yang dihasilkan.
5. Membina kepercayaan masyarakat terhadap
kepemimpinan organisasi “pemerintah”.
b. Manfaat Pengawasan:
1. Menentukan tujuan dan cara mencapai (Planning)
2. Struktur organisasi dan aktivitas (Organizing)
3. Memotivasi / mengarahkan anggota (Actuating)
LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN PENGAWASAN
1. Menetapkan Standar
Kegiatan pengawasan adalah mengukur atau menilai
pelaksanaan atau hasil pekerjaan dari pada pejabat atau pekerja, untuk dapat
melakukan pengukuran harus mempunyai alat pengukur (standar). Standar ini
adalah mutlak diperlukan, yaitu untuk mengukur atau menilai apakah pekerjaan
dilakukan sesuai dengan sasaran-sasaran yang ditentukan (standar) atau tidak.
2. Pengukuran Kegiatan
Agar pengukuran kegiatan dapat dilakukan secara tepat
perlu diperhatikan:
a. Berapa kali (how often ) pelaksanaan
seharusnya diukur (setiap jam, setiap hari, setiap bulan dan sebagainya).
b. Dalam bentuk apa (what form) pengukuran akan
dilakukan (laporan tertulis, inspeksi visual, melalui telepon).
c. Siapa (who) yang terlibat pengukuran (manajer,
kepala bagian, dan sebagainya).
3. Membandingkan kegiatan dengan standar
Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
penyimpangan-penyimpangan (deviasi). Penyimpangan-penyimpangan dianalisa untuk
mengetahui mengapa standar tidak dapat dicapai dan mengidentifikasi
penyebab-penyebab terjadinya penyimpangan.
4. Melakukan tindakan koreksi
Bila hasil analisa menunjukkan perlunya tindakan
koreksi, maka harus dilakukan tindakan berupa:
a. Mengubah standar mula-mula (mungkin standar
terlalu tinggi atau rendah).
b. Mengubah pengukuran kegiatan (inspeksi terlalu
sering/kurang, mungkin mengganti sistem pengukuran).
c. Mengubah cara dalam menganalisa dan
menginterpretasikan penyimpangan-penyimpangan.
Beberapa Gejala yang Memerlukan Pengawasan dan Pengendalian
- Terjadi penurunan pendapatan atau profit, namun
tidak begitu jelas faktor penyebabnya.
- Penurunan kualitas pelayanan (teridentifikasi dari
adanya keluhan pelanggan).
- Ketidakpuasan pegawai (teridentifikasi dari adanya
keluhan pegawai, produktifitas kerja yang menurun, dan lain sebagainya).
- Berkurangnya kas Perusahaan.
- Banyaknya pegawai atau pekerja yang menganggur.
- Tidak terorganisasinya setiap pekerjaan dengan baik.
- Biaya yang melebihi anggaran.
- Adanya penghamburan dan inefisiensi.
Fungsi Pengawasan dalam Praktek
1. Pengawasan Berdasarkan Proses Kegiatan Proses
kegiatan erat kaitannya dengan waktu, maka dalam proses kegiatan memiliki tiga
jenis fungsi pengawasan yang biasa dilakukan manajemen organisasi. Ketiga macam
tersebut adalah pengawasan awal (feedforward controling), pengawasan proses
(concurrent controling), dan pengawasan akhir(feedback controling).
2. Pengawasan Internal dan External Fungsi pengawasan selain dibagi bedasarkan waktu, bisa juga dibagi berdasarkan subjek yang melakukan pengawasan, pengawasan jenis ini dibagi menjadi dua, yaitu:
Pengawasan Internal Pengawasan Internal adalah pengawasan terhadap beban-beban yang dilakukan secara mandiri oleh setiap karyawannya.
Pengawasan
External Pengawasn External adalah pengawasan yang dilakukan terhadap seseorang
atau bagian oleh orang lain atau oleh bagian diluar bagian yang diawasi
(biasanya bagian yang lebih tinggi).
3. Pengawasan Berdasarkan Fungsi Operasional dalam
Manajemen Pengawasan dari segi fungsi operasional adalah melakukan pengawasan
berdarkan bagian-bagian yang ada dalam suatu organisasi maupun perusahaan.
Pengawasan jenis ini memiliki banyak pembagian, yaitu :
- Pengawasan di Bagian SDM
- Pengawasan di Bagian Informasi
- Pengawasan di Bagian Keuangan
- Pengawasan di Bagian Pemasaran
- Pengawasan di Bagian Operasional atau Produksi
Pendekatan dalam Mempertahankan Fungsi Pengawasan
Menurut Dessler (2004) berpendapat bahwa ada dua
pendekatan dalam mempertahankan fungsi pengawasan, yaitu :
1. Sistem Pengawasan Tradisional Sistem pengawasan
tradisional adalah upaya atau sistem untuk mempertahankan fungsi pengawasan
melalui prosedur dan kegiatan yang melibatkan penentuan standar dan berbagai
upaya untuk mencapai standar tersebut.
2. Sistem Pengawasan yang Berdasarkan Komitmen
Pengawasan sistem ini lebih menekankan dari sisi
internal dari pada eksternal. Melakukan intropeksi dari dalam hal ini lebih
berpengaruh. Sistem ini dalam implementasinya agak sulit. Karyawan dituntut
agar selalu bisa intropeksi diri. Untuk melakukan hal ini menjadi budaya,
perusahaan perlu melakukan pelatihan.
Referensi
https://repository.uin-suska.ac.id/12298/7/7.%20BAB%20II_2018187ADN.pdf
https://greatnusa.com/artikel/fungsi-pengawasan-kuantitas-dan-kualitas-dalam-manajemen/
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-palu/baca-artikel/13454/Peran-Pengawasan-Dalam-Meningkatkan-Kedisiplinan-Kerja-Pegawai.html#:~:text=Pengawasan%20adalah%20fungsi%20manajemen%20yang,%2C%20dan%20misi%20perusahaan%2Forganisasi.
https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=/100896/mod_resource/content/1/Modul+online+OM+pertemuan+13.pdf
Komentar
Posting Komentar