Fungsi Pengorganisasian dalam Manajemen Perusahaan



Fungsi pengorganisasian dalam manajemen perusahaan adalah proses mengatur tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap individu dalam manajemen. Menjadi satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Fungsi pengorganisasian bukan hanya mengatur orang. Tapi semua sumber daya yang dimiliki. Termasuk uang, mesin, waktu, dan semuanya. Tanpa terkecuali.

Konsep Dasar Pengorganisasian

Pengertian pengorganisasian (organized) merupakan fungsi manajemen yang mengikuti perencanaan. Fungsi ini meliputi sinkronisasi dan kombinasi sumber daya manusia, fisik dan keuangan terjadi. Ketiga sumber daya ini menjadi sangat penting untuk mendapatkan hasil yang optimal. Pengorganisasian juga didefinisikan sebagai proses yang memulai implementasi rencana dengan mengklarifikasi pekerjaan, hubungan kerja dan secara efektif menyebarkan sumber daya untuk pencapaian hasil (tujuan) yang diidentifikasi dan diinginkan. 

Oleh karena itu, ini adalah proses yang mengkoordinasikan upaya manusia, mengumpulkan sumber daya, dan mengintegrasikan keduanya menjadi satu kesatuan yang utuh untuk digunakan untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Definisi lain menyebutkan bahwa Pengorganisasian merupakan fungsi manajerial dan fungsi pengorganisasian ini dikenal sebagai proses organisasi. Oleh karena itu, dalam pengorganisasian yang paling menonjol adalah proses menyelaraskan, mengoordinasikan, atau mengatur secara logis dan teratur. Proses ini membuat pembagian kerja yang rasional menjadi kelompok-kelompok kegiatan dan menyatukan posisi-posisi yang mewakili pengelompokan kegiatan untuk pencapaian tujuan yang diinginkan adalah fungsi manajemen dan fungsi ini dikenal sebagai pengorganisasian. 

Pengertian Pengorganisasian Menurut Ahli 

Menurut Koontz O’Donnel, “Pengorganisasian melibatkan pembentukan struktur peran internasional melalui penentuan dan penghitungan aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan dan setiap bagiannya; pengelompokan kegiatan ini, penugasan kelompok kegiatan tersebut kepada manajer, pendelegasian wewenang untuk melaksanakannya dan ketentuan untuk koordinasi wewenang dan hubungan informasional, horizontal dan vertikal, dalam struktur organisasi.

Louis A. Allen mendefinisikan pengorganisasian sebagai- “Proses mengidentifikasi dan mengelompokkan pekerjaan yang akan dilakukan, mendefinisikan dan mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang dan membangun hubungan untuk tujuan memungkinkan orang untuk bekerja sama paling efektif dalam mencapai tujuan”.

“Pengorganisasian menentukan tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang mengerjakannya, bagaimana tugas dikelompokkan, siapa yang melapor kepada siapa dan di mana keputusan harus dibuat.” – Stephen P. Robbins dan Mary Coulter

Menurut pendapat T. Hani Handoko, pengertian pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki, dan lingkungan yang melingkupinya.

Menurut pendapat Melayu S.P. Hasibuan, pengertian pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan berbagai macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas dimaksud, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan kewenangan yang secara relatif didelegasikan  kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.

Pilar dalam Pengorganisasian

Ada empat pilar (building block) yang menjadi dasar untuk melakukan proses pengorganisasian, keempat pilartersebut adalah  pembagiankerja (devisionofwork),  pengelompokkan  pekerjan (departementalization), penentuan relasi antar bagian dalam organisasi (hierarchy), serta penentuan mekanisme untuk mengintegrasikan aktivitas antar bagian dalam organisasi atau koordinasi (coordination).

Pilar Pertama : Pembagian Kerja

Merupakan upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang mungkin saja bersifat kompleks menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik tersebut.

Pilar Kedua : Pengelompokkan Pekerjaan (Departementalization)

Setelah pekerjaan dispesifikkan, maka kemudian pekerjaan-pekerjaan tersebut dikelompokkan berdasarkan criteria tertentu yang sejenis.

Pilar Ketiga : Penentuan Relasi Antarbagian dalam Organisasi

Setelah pekerjaan dikelompokkan atau di Departemenkan, kita mungkin bertanya-tanya berapa banyak pekerjaan yang perlu dikelompokkan untuk setiap bagian atau departemen dan berapa banyak orang yang dibutuh menyangkut span of management control. Span of management control terkait dengan jumlah orang atau bagian di bawah suatu departemen yang akan bertanggung jawab kepada departemen atau bagian tertentu.

Pilar Keempat : Koordinasi

Pilar terakhir dari proses pengorganisasian adalah koordinasi. Setelah pekerjaan dibagi, ditentukan bagian-bagiannya, hingga ditentukan hierarki organisasinya, maka langkah berikutnya adalah bagaimana agar pembagian kerja yang telah dilakukan beserta penentuan desain organisasinya berjalan secara efektif dan efisien. Disinilah peran dari koordinasi diperlukan sebagai pilar terakhir dari pengorganisasian. Sebagaimana menurut  Stoner, Freeman, dan Gilbert, Koordinasi adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktifitas dari berbagai departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi bisa tercapai secara efektif.



Referensi

https://nichonotes.blogspot.com/2018/11/fungsi-pengorganisasian..html

https://ekonomimanajemen.com/pengertian-pengorganisasian/

https://tarantoel.blogspot.com/2017/03/empat-pilar-dalam-pengorganisasian.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Web Dasar

PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN